- Telepon : +(62) 811 555 1962
- Email : humas@unmul.ac.id
- Jam Kerja : Senin - Jumat : 08:00 - 16:00
Universitas Mulawarman
Universitas Mulawarman (UNMUL) berhasil menjadi pelopor penerapan metode silvofishery di Desa Muara Badak Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Melalui pendampingan riset dan inovasi teknologi, UNMUL bersama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Salo Sumbala menghadirkan model budidaya tambak yang berpadu dengan penanaman mangrove. Metode ini bukan hanya memperkuat ekosistem pesisir, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi bagi masyarakat setempat.
Inisiasi silvofishery di Muara Badak Ulu sudah dimulai sejak 2005 melalui program yang berfokus pada rehabilitasi mangrove di lahan tambak. Program ini kemudian diperkuat pada 2021 hingga 2022 lewat skema Matching Fund bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), dengan membangun demplot sebagai percontohan. Sejak saat itu, masyarakat Pokdakan Salo Sumbala aktif menanam mangrove di tambak dengan bimbingan para peneliti dan dosen UNMUL.
“Silvofishery yang dikembangkan masyarakat di sini terdiri dari dua model, yaitu tradisional dengan mangrove ditanam di tengah tambak dan ekstensif dengan mangrove ditanam tanggul. Tujuannya adalah menjaga kualitas air, memperkuat struktur tambak, sekaligus menjadi tempat berlindung ikan, udang, maupun kepiting,” tutur Prof. Esti
Pokdakan Salo Sumbala mengembangkan berbagai komoditas perikanan, mulai dari udang, kepiting, rumput laut, hingga bandeng. Hasil panennya cukup menjanjikan dengan sekali panen udang bisa mencapai 50 kilogram, bahkan hingga satu kuintal dalam musim tertentu. Tidak hanya menjadi sumber ekonomi, kawasan tambak silvofishery juga berfungsi sebagai pusat pelatihan, pembelajaran, dan destinasi ekowisata.
UNMUL terus menghadirkan inovasi berupa nurseripon, yaitu kolam transit larva udang sebelum ditebar ke tambak. Teknologi ini membuat tingkat kelangsungan hidup udang lebih tinggi karena lebih adaptif terhadap perubahan kualitas air. Selain itu, UNMUL juga mendorong produksi udang organik yang ramah lingkungan. Dengan meninggalkan antibiotik dan bahan kimia, petambak diarahkan menggunakan prebiotik, imunostimulan, hingga biostesi hasil riset kampus. Produk ramah lingkungan ini diyakini mampu menembus pasar global, terutama di tengah tantangan perubahan iklim dan hambatan ekspor ke pasar luar pulau.
Melalui metode silvofishery, UNMUL dan Pokdakan Salo Sumbala tidak hanya berhasil menghidupkan kembali ekosistem mangrove di Muara Badak Ulu, tetapi juga meningkatkan daya saing masyarakat dalam budidaya perikanan. Model ini kini menjadi pusat pembelajaran, kunjungan akademisi internasional, hingga destinasi ekowisata yang membanggakan Kutai Kartanegara.
Penulis: Daffa Abi Permana
Editor: Sulkarnain
Foto: Mursyid Mugni
Tanggal : 22 Agustus 2025