- Telepon : +(62) 811 555 1962
- Email : humas@unmul.ac.id
- Jam Kerja : Senin - Jumat : 08:00 - 16:00
Universitas Mulawarman
Desa pesisir Muara Badak Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan ekonomi yang signifikan berkat penerapan metode silvofishery. Pendekatan ini dikenalkan oleh Universitas Mulawarman (UNMUL) sebagai solusi atas permasalahan tambak konvensional yang rentan gagal panen dan merusak lingkungan.
Silvofishery merupakan metode budidaya yang memadukan perikanan dengan rehabilitasi hutan mangrove. Dalam praktiknya, petambak menanam mangrove di area tambak guna menjaga kualitas air dan ekosistem. Hasilnya, produktivitas tambak meningkat dan lingkungan menjadi lebih stabil.
“Sekarang sekali panen bisa mencapai satu kuintal udang. Dulu susah karena kita belum mengerti dan udang sering mati,” ungkap anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Salo Sumbala.
Di bawah bimbingan Prof. Dr. Esti Handayani Hardi, S.Pi., M.Si., dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNMUL, para petambak dilatih menggunakan dua model silvofishery: tradisional (mangrove ditanam di tengah tambak) dan ekstensif (mangrove di tanggul). Pendekatan ini terbukti melindungi tambak dari abrasi dan menambah nutrisi alami dari daun mangrove.
“Penerapan metode ini sebagai solusi untuk menyeimbangkan rehabilitasi lingkungan pesisir dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi para petambak tradisional,” kata Prof. Esti Handayani.
UNMUL juga memperkenalkan teknologi "nurseripon", yaitu kolam transit bagi larva udang agar lebih siap dipindahkan ke tambak utama. Teknologi ini terbukti meningkatkan kelangsungan hidup udang. Selain itu, petambak mulai dibimbing memproduksi udang organik tanpa bahan kimia, menggunakan prebiotik alami hasil riset kampus.
Pendekatan ini menekan biaya produksi, meningkatkan hasil panen, dan mengurangi ketergantungan pada bahan tambahan dari luar. Para petambak kini tak hanya mengandalkan intuisi, tapi juga pengetahuan ilmiah.
Kini, tambak-tambak di Muara Badak Ulu juga berkembang menjadi pusat pelatihan, lokasi kunjungan akademik, dan tujuan ekowisata. Banyak pihak datang untuk belajar langsung hingga Internasional bagaimana silvofishery dapat menjadi solusi ekonomi sekaligus pelestarian lingkungan.
Di tengah tantangan iklim dan pasar global, UNMUL dan masyarakat lokal menunjukkan bahwa inovasi berbasis kearifan lokal mampu memberikan solusi berkelanjutan. Model silvofishery di Muara Badak Ulu kini diakui sebagai salah satu yang terbaik di Delta Mahakam.
“Kami bukan hanya menanam mangrove, tapi juga masa depan anak dan bangsa,” ujar seorang warga dengan bangga.
Penulis: Al Guntur Dzakwan
Editor: Sulkarnain
Foto: Mursyid Mugni
Tanggal : 26 Agustus 2025