Universitas Mulawarman

Berita

Images Images Images Images Images Images Images

Universitas Mulawarman

Profesor Muda UNMUL Membawa Perubahan Melalui Metode Silvofishery di Desa Muara Badak Ulu

Hutan mangrove sangat unik dan memiliki ciri khas dengan berada di perbatasan ekosistem daratan dan lautan, tumbuh pada habitat berlumpur, terpengaruh pasang surut dan juga kadar garam. 

Hutan mangrove memiliki peran dan fungsi biology dan ecology pada berbagai jenis ikan, udang dan rumput laut. Mangrove yang lestari memberikan tangkapan yang melimpah bagi nelayan dan dapat menghidupkan pariwisata. 

Silvofishery ialah sebuah sistem pertambakan menggunakan teknologi tradisional yang menggabungkan antara usaha perikanan dengan penanaman mangrove, di kawasan KPHP Delta Mahakam, Muara Badak terdapat mangrove yang juga berfungsi sebagai tempat berkembang biak dan penyedia makanan biota laut seperti udang, kepiting, ikan dan rumput laut. 

Selain itu juga, sebagai filtrasi air akibat limbah atau kotoran, sebagai tempat mata pencaharian masyarakat pesisir hingga tempat wisata.

Prof. Dr. Esti Handayani Hardi, S.Pi., M.Si., selaku dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Mulawarman (UNMUL) dan juga sebagai tokoh penting pada perkembangan silvofishery di Desa Muara Badak Ulu, untuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Salo Sumbala mengatakan metode yang digunakan untuk Silvofishery di kawasan tambak tersebut ialah polikultur dimana menanam mangrove tidak hanya dipinggir tanggul tapi juga tapi juga di tengah-tengah, dengan membuat areal mangrove secara terpusat, tujuannya sebagai pelindung biota laut pada saat sinar cahaya matahari terlalu tinggi.

“Karena tanggul pada dasarnya mudah roboh pada saat air pasang tinggi, sehingga dengan menanam mangrove dapat membuat tanggul jadi lebih kuat dan mengurangi biaya perawatannya,” ujar Profesor termuda di UNMUL tersebut.

Inisiasi menanam mangrove di dalam tambak pada kawasan Delta Mahakam Muara Badak itu, bermula sejak tahun 2005, lalu program untuk membuat demonstrasi plot hutan mangrove di tahun 2021 dan 2022 dan pihaknya juga bermitra dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

“BRGM punya program menanam mangrove di wilayah pesisir, namun untuk wilayah tambak tentu mereka akan keberatan jika menanam secara intensif,” jelas Prof. Esti.

Sehingga, UNMUL menginisiasi metode silvofishery untuk menanam mangrove tapi masih memungkinkan petambak berbudidaya perikanan, itu sebagai upaya terbaik untuk menengahi antara rehabilitasi mangrove dan akuakultur.

“Mengingat banyaknya fungsi mangrove, namun kami lebih mengutamakan fungsinya sebagai akuakultur yaitu serasah mangrove sebagai sumber nutrien untuk pakan alami,” ungkap Prof. Esti.

Tambahnya, akar-akar mangrove berfungsi untuk menyaring air yang mengandung lumpur, logam berat dan bahan beracun lainnya dapat diserap oleh mangrove.

“Akar mangrove berperan penting dalam menyaring air, menyerap logam berat, serta menyediakan nutrien alami yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan, udang, dan kepiting,” ujar Prof. Esti.

Kini, silvofishery di Delta Mahakam dipandang sebagai model yang patut dikembangkan lebih luas. Bukan hanya menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan masa depan bagi ribuan kepala keluarga yang menggantungkan hidup pada tambak tradisional.

 

Penulis: Hanny Fakhriah Safitri

Editor: Sulkarnain

Foto: Mursyid Mugni

Tanggal : 22 Agustus 2025

Silvofishery Desa Muara Badak Ulu Hutan Mangrove Delta Mahakam UNMUL Profesor Muda BRGM Kampus Berdampak Diktisaintek Berdampak