Universitas Mulawarman

Berita

Universitas Mulawarman

315 Mahasiswa KKN PUPR Ikuti Bimtek

Agenda rutin digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) Universitas Mulawarman (UNMUL). 315 mahasiswa yang termasuk di dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Pemukiman, Program Pendampingan Sanitasi Masyarakat dan TPS 3R  memadati Ruang Serbaguna Lantai Empat Rektorat UNMUL guna mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) angkatan 44 Tahun 2018 Tahun ke III.

Di Bimtek KKN program kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut mahasiswa dibekali pengetahuan untuk mewujudkan pemukiman yang layak huni dan berkelanjutan melalui program pemberdayaan masyarakat. Nantinya KKN ini akan mendapatkan Informasi tentang permasalahan infrastruktur pemukiman.

Prof. Dr. Enos Tangke Arung, S.Hut., MP, mengatakan saat ini Unmul menerapkan beberapa jenis KKN, selain KKN Reguler diantaranya kini terlaksana KKN bekerjasama dengan beberapa instansi yang tematik, misalnya dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), KKN Desa Sejahtera Mandiri (DSM) melalui Kementerian Sosial, KKN Kebangsaan serta KKN Internasional yang bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi di Thailand.

“Tahun ini ada 3.065 peserta yang melaksanakan beberapa jenis KKN tadi, termasuk 315 orang didalamnya yang mengikuti KKN kerjasama dengan bersama PUPR ini. Semoga KKN menjadi kegiatan untuk berbagi ilmu para mahasiswa di tengah masyarakat. Karena banyak pengalaman di masyarakat yang tidak didapat di bangku kuliah,” urai Sekretaris LP2M tersebut. Kamis, (0706).

Unmul sejak tahun lalu tambahnya, sudah melaksanakan sistem online untuk pendaftaran KKN. Bertujuan untuk perbaikan sistem dan mengurangi biaya – biaya yang tidak perlu. Selain itu, ungkapnya sistem ini juga diyakini lebih optimal dan berlaku adil bagi seluruh mahasiswa peserta.

Raera Kusuma, ST, sebagai delegasi dari Kementerian PUPR berharap pelaksanaan KKN ini menjadi sarana kerjasama program Pemerintah yaitu terwujudnya program 100-0-100 untuk Indonesia Bersih dan Sehat. “Maksudnya adalah 100 yang pertama itu, bagaimana akses air minum terpenuhi untuk masyarakat tercapai 100 persen, 0 yang ke dua adalah bagaimana kawasan kumuh itu hilang hingga target 0 persen,  serta 100 yang ke tiga adalah bagaimana sanitasi lingkungan terpenuhi dengan baik,” jelasnya. (hms/frn)

Tanggal : 07 Juni 2018

Universitas Mulawarman