- Telepon : +(62) 811 555 1962
- Email : humas@unmul.ac.id
- Jam Kerja : Senin - Jumat : 08:00 - 16:00
Universitas Mulawarman
Selama dua hari, lembaga yang dipimpin oleh Prof. Dr. Susilo., M.Pd tersebut bekerjasama dengan Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI), mengundang para peneliti dari Unmul dan peneliti yang tergabung dalam MBI untuk bersama mengikuti seminar nasional dan lokakarya hasil penelitian bertema “Keanekaragaman Hayati Tropis: Pemanfaatan dan dampaknya terhadap kesejahteraan dan kehidupan sosial budaya” di Grand Ballroom, Swissbell Hotel Samarinda, Sabtu, (26/11) hingga Minggu, (27/11).
“Kami sangat berharap bahwa kegiatan seperti nantinya tidak hanya diseminasi penelitian saja, namun bisa menghasilkan capaian-capaian, berupa publikasi pada jurnal internasional. Pada bulan Januari lalu, kita juga sudah kerjasama dengan MBI, 30 persen hasil penelitian yang di diseminasikan saat itu, kini sudah berhasil dipublish di jurnal terindeks scopus. Sebagian besar pemakalah dalam seminar internasional kala itu berasal dari dosen - dosen Unmul,” ujar, Ketua Panitia, Dr. Widi Sunaryo dalam laporannya.
Acara rutin seperti ini juga, sambungnya, merupakan promosi universitas terkhusus pada sektor hutan tropis yang menjadi pusat unggulan Unmul. “Kegiatan ini juga merupakan upaya kita bersama untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalam hutan dan lingkunganny,” sambungnya.
Ketua LP2M pun dalam sambutannya menargetkan, ke depan akan ada jumlah peningkatan artikel atau karya ilmiah yang ditulis para dosen Unmul terpublish di jurnal internasional terakreditasi. Sehingga nantinya bisa mendapatkan hak paten. “Seperti kita lihat juga pada hari ini telah di tampilan beberapa poster hasil penelitian para dosen, yang berupa sebuah produk unggulan yang dihasilkan oleh dosen – dosen dari Unmul serta dari MBI,” katanya. Dengan demikian, diutarakannya, setiap tahun akan ada peneliti terbaik yang muncul dari Unmul dan berhak meraih LP2M Awards.
Didaulat membuka acara secara resmi, Rektor Unmul, Prof. Dr. H. Masjaya., M.Si mengatakan, kegiatan ini juga sebagai cerminan dari keinginan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yang menghendaki hasil penelitian tidak hanya sebatas dalam bentuk laporan karya saja, tetapi bisa di realisasikan dan tentunya menghasilkan sebuah produk unggulan bahkan bisa mendapatkan hak paten, yang mana tujuannya agar dapat memberikan sumbangsih untuk bangsa dan Negara, khususnya dari Unmul. “Target seminar dan lokakarya ini akan menghasilkan beberapa penelitan yang masuk dalam jurnal yang terindeks scopus. Saya yakin 30 sampai 40 persen hasil penelitian yang disampaikan hari ini dapat masuk dalam jurnal internasional, kami akan selalu mendukung penuh,” tegas Rektor.
Menurutnya, hasil penelitian yang terpublikasi pada jurnal internasional juga menjadi indikator dalam peningkatan akreditasi dan kemajuan universitas. “Semoga apa yang kita inginkan bersama dapat tercapai,” harapnya.
Menanggapi pokok bahasan mengenai hutan tropis dalam seminar, Rektor mengingatkan bahwa kawasan hutan tropis yang terdapat disekitar pulau Kalimantan atau Kalimantan Timur khususnya, merupakan sebuah potensi dan produk unggulan yang bisa disampaikan ke masyarakat luas, melalui hasil penelitian yang dilakukan para akademisi Unmul. “Banyak sekali yang bisa dilakukan, tentunya bisa menjadi sebuah produk unggulan, sumber-sumber hasil karya para peneliti kita yang bisa disampaikan ke masyarakat luas,” urainya.
Sementara itu, kehadiran Rektor dalam acara ini sekaligus menyerahkan piagam penghargaan LP2M Awards kepada peneliti terbaik Unmul, yang berhasil diraih oleh dosen sekaligus peneliti dari Fakultas Kehutanan (Fahutan) Unmul, yakni Dr. Rudianto Amirta, S.Hut., MP.
Dekan Fahutan Unmul itu, berhasil didaulat sebagai peneliti terbaik setelah mengalahkan empat nominator lainnya, dengan kriteria indikator penilaian meliputi, jumlah jurnal nasional maupun internasional, jumlah buku ajar, jumlah paparan karya ilmiah di forum nasional maupun internasional, jumlah proposal penelitian level nasional dan internasional serta jumlah HAKI atau Paten. (hms/frn)
Tanggal : 28 November 2016