Universitas Mulawarman

Berita

Images Images Images

Universitas Mulawarman

Mahasiswi UNMUL Syarli Baizura Ukir Prestasi di MTQMN 2025: Ubah Kaligrafi Jadi Media Dakwah Modern

Prestasi membanggakan kembali diraih mahasiswa Universitas Mulawarman (UNMUL). Syarli Baizura, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Program Studi Ilmu Komunikasi, berhasil meraih Juara I Lomba Kaligrafi Kontemporer pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Nasional 2025. Bagi Syarli, keberhasilannya bukan sekadar kemenangan seni, tetapi juga bentuk dakwah visual dalam menyampaikan pesan-pesan Al-Qur’an dengan cara yang lebih modern dan kreatif.

Ketertarikan Syarli pada dunia seni sudah tumbuh sejak usia dini. Sejak taman kanak-kanak, ia telah aktif mengikuti lomba menggambar dan mewarnai. Namun, ketertarikan pada kaligrafi baru muncul ketika ia mengenal kaligrafi kontemporer di bangku sekolah menengah. “Awalnya saya sering melukis di atas kertas, lalu penasaran bagaimana rasanya melukis di kanvas. Dari situ saya mulai ikut lomba MTQ sejak kelas enam SD,” ungkapnya.

Perjalanan Syarli menekuni kaligrafi berlanjut secara serius dalam empat tahun terakhir, terutama sejak lolos ke tingkat provinsi MTQ pada 2021 di Bontang. Ia kerap mengikuti pelatihan dan training center (TC) yang diadakan oleh pemerintah kota dan provinsi. Menurutnya, pengalaman tersebut menjadi wadah penting untuk bertemu para guru, seniman, dan teman-teman yang memperkaya kemampuan serta wawasannya.

Dukungan keluarga juga berperan besar dalam perjalanan seni Syarli. Sang ayah yang gemar menggambar turut mengajarkannya sejak kecil. “Ayah sering nemenin saya ikut lomba-lomba, dari situ juga beliau jadi ikut belajar menggambar,” katanya sambil tersenyum. 

Ia mengaku sudah beberapa kali mengikuti lomba tingkat nasional, bahkan pernah meraih juara pertama dalam lomba melukis yang diselenggarakan BNI dengan hadiah perjalanan ke Disneyland, Hong Kong.

Persiapan menuju MTQ Mahasiswa Nasional 2025 dilakukan dengan latihan intensif, salah satunya melalui lomba MTQ tingkat kota sebagai ajang pemanasan. Dengan waktu pengerjaan tujuh jam setengah, ia harus mampu mengatur waktu dan menjaga konsentrasi agar hasil tetap optimal. “Saya tidak menyangka bisa juara satu. Awalnya cuma ingin dapat pengalaman dan pengakuan dari kampus,” tuturnya.

Bagi Syarli, kaligrafi kontemporer memiliki keunikan tersendiri dibandingkan kaligrafi klasik. Jika kaligrafi klasik terikat pada aturan baku seperti ukuran huruf dan jarak antarspasi, kaligrafi kontemporer justru memberi kebebasan berekspresi selama tetap menghormati makna ayat suci. “Kebebasan itu justru jadi tantangan, karena kita harus tetap menjaga keterbacaan dan kesesuaian tema ayat,” jelasnya.

Lebih dari sekadar karya seni, Syarli memandang kaligrafi sebagai media dakwah yang komunikatif. Setiap kali membuat karya, ia selalu membaca dan memahami tafsir ayat terlebih dahulu agar visual yang diciptakan selaras dengan makna Al-Qur’an. “Kaligrafi itu cara saya berdakwah lewat visual. Orang bisa memahami pesan ayat tanpa harus membaca tafsir panjang,” tuturnya.

Ke depan, Syarli bertekad untuk terus mengasah kemampuan dan menyelesaikan perjuangannya di ajang MTQ nasional. Ia berharap dapat meraih Juara I MTQ Regular pada tahun berikutnya. “Saya ingin terus belajar dan menamatkan apa yang sudah saya mulai. Semoga ada rezeki untuk mencapai itu,” pungkasnya penuh semangat.


Penulis: Daffa Abi Permana

Editor: Sulkarnain

Tanggal : 16 Oktober 2025

UNMUL MTQ Mahasiswa Nasional Mahasiswa Berprestasi Syarli Baizura Kaligrafi Kontemporer