Universitas Mulawarman

Berita

Universitas Mulawarman

FKIP UNMUL Raih Belasan Prestasi Nasional Lewat Dunia Kepenulisan Ilmiah

Mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (UNMUL), Marhamah Husnayain, menunjukkan kiprah gemilang di dunia kepenulisan ilmiah. Sejak menempuh studi pada tahun 2023, ia telah berhasil meraih sejumlah prestasi di tingkat nasional melalui berbagai kompetisi esai dan karya tulis ilmiah, serta aktif mengembangkan gagasan inovatif yang berfokus pada bidang pendidikan, kesehatan hingga kebudayaan.

Siapa sangka, di balik senyum ramah dan tutur lembutnya, tersimpan semangat luar biasa dalam diri Marhamah. Baru duduk di semester lima, ia telah mengoleksi lebih dari lima prestasi nasional dan tercatat mengikuti lebih dari 15 lomba kepenulisan ilmiah.

Kecintaannya pada dunia tulis-menulis ternyata sudah tumbuh sejak ia masih mahasiswa baru. Namun, semangat itu baru benar-benar terwujud di penghujung semester dua. “Awalnya karena program beasiswa Etos, Kak. Di sana ada rapor prestasi, jadi kalau kita punya penghargaan, bisa dimasukkan ke rapor itu,” kenangnya.

Niat sederhana untuk menambah catatan prestasi berbuah manis. Lomba pertama yang ia ikuti bersama tiga rekannya berhasil menembus lima besar tingkat nasional di Universitas Sriwijaya. Sejak saat itu, menulis menjadi bagian dari hidupnya. “Awalnya cuma coba-coba. Tapi karena ternyata bisa juara, jadi keterusan. Sekarang malah kecanduan ikut lomba,” ujarnya sambil tersenyum.

Sebagai mahasiswa pendidikan biologi, Marhamah sering mengaitkan karya tulisnya dengan isu-isu di sekitar. Ia menilai, karya ilmiah yang baik berangkat dari masalah nyata di lingkungan sendiri. Salah satu karya yang paling berkesan baginya adalah penelitian tentang analisis kelayakan air bersih, yang terinspirasi dari pengalaman temannya. “Kami observasi langsung, cari masalah di masyarakat. Ternyata isu air bersih itu nyata, jadi kami kembangkan jadi karya,” jelasnya.

Meski berasal dari bidang pendidikan, Marhamah tak segan menulis lintas disiplin ilmu. Salah satunya saat ia dan tim meneliti budaya dan pariwisata di Kota Samarinda dalam lomba esai nasional di Mandalika, Lombok. “Kami fokus mengenalkan budaya Samarinda ke anak-anak lewat kegiatan edukatif, seperti mengenal pakaian adat, tarian, sampai membatik dengan bahan alami seperti air kunyit dan deterjen,” ceritanya penuh semangat.

Hasilnya, tim Marhamah sukses membawa pulang medali emas (gold medal) pada ajang tersebut. “Itu pengalaman paling berkesan. Pertama kali keluar provinsi, pertama kali juga dapat gold medal,” tuturnya dengan mata berbinar.

Tak hanya berhenti di lomba-lomba bertema sosial budaya, Marhamah juga mulai bereksperimen dengan gagasan berbasis teknologi. Salah satu karya individunya yang menonjol adalah “SKN Academy”, aplikasi pembelajaran digital yang terinspirasi dari konsep Ruang Guru.

“Aplikasinya saya buat untuk membantu mahasiswa di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, terluar). Jadi cukup sekali download, semua materi dan bimbingannya sudah bisa diakses tanpa internet,” jelasnya. Meski masih berupa konsep, idenya mencerminkan kepekaan terhadap kesenjangan akses pendidikan di daerah.

Bagi Marhamah, mengikuti lomba kepenulisan bukan sekadar mencari prestasi, tapi juga sarana mengasah kemampuan berpikir kritis. “Ternyata menulis karya ilmiah itu di luar apa yang kita pelajari di kelas. Kita jadi belajar lebih banyak hal baru seperti SDG’s, STEM, dan metode penelitian,” ungkapnya.

Ia pun sering berbagi ilmu dengan teman-temannya di kampus. “Teman-teman banyak yang belum tahu istilah-istilah itu. Jadi kalau ada tugas laporan penelitian, saya bantu jelaskan, karena sebenarnya itu bentuk karya tulis ilmiah juga,” tambahnya.

Kini, Marhamah punya mimpi lebih besar: membentuk komunitas penulis ilmiah untuk mahasiswa lintas jurusan. Ia ingin menularkan semangat menulis kepada mahasiswa lain yang masih ragu atau takut memulai.

“Enggak semua prodi bisa lepas dari dunia tulis-menulis. Ada skripsi, jurnal, laporan penelitian. Jadi menurut saya, kepenulisan ilmiah itu penting buat semua,” ujarnya.

 

Guru Terbaik Itu Kegagalan

Menutup perbincangan, Marhamah menyampaikan pesan yang menjadi pegangan hidupnya. “Jangan takut kalah. Jadikan setiap lomba itu pembelajaran. Guru terbaik itu kegagalan,” ucapnya mantap.

Dengan semangatnya yang tak pernah padam, Marhamah Husnayain membuktikan bahwa prestasi tidak hanya lahir dari kecerdasan akademik, tetapi juga dari kemauan untuk terus belajar dan berani mencoba. Dari ruang kecil di FKIP UNMUL, ia menulis kisahnya sendiri, kisah tentang semangat, keberanian, dan cinta pada dunia kepenulisan ilmiah.

 

Penulis: Hanny Fakhriah Safitri

Editor: Sulkarnain

Tanggal : 27 Oktober 2025

UNMUL Mahasiswa Prestasi Kepenulisan Ilmiah Marhamah Husnayain Karya Tulis Ilmiah