- Telepon : +(62) 811 555 1962
- Email : humas@unmul.ac.id
- Jam Kerja : Senin - Jumat : 08:00 - 16:00
Universitas Mulawarman
Universitas Mulawarman (UNMUL) terus memperkuat posisi sebagai pusat pengembangan riset unggulan daerah melalui penelitian bibit unggul Lai Durian yang kini mulai memasuki tahap hilirisasi ke masyarakat. Penelitian yang dipimpin oleh Prof. Widi Sunaryo, S.P., M.Si., Ph.D, dari Fakultas Pertanian UNMUL yang juga merupakan sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UNMUL ini menargetkan pengembangan varietas durian khas Kalimantan Timur (Kaltim) agar menjadi ikon buah unggulan daerah, sekaligus komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Lai merupakan spesies durian unik asal Kalimantan yang dikenal sebagai Durio kutejensis. Buah ini memiliki ciri khas rasa dan warna yang berbeda dari durian pada umumnya, serta memiliki nilai budaya dan kekayaan hayati yang tinggi. Namun beberapa variannya masih memiliki kelemahan dari sisi rasa sehingga perlu dilakukan pemuliaan.
“Kami melakukan pengembangan berbasis penelitian genetik dan perbanyakan vegetatif untuk menghasilkan bibit Lai–Durian yang memiliki kualitas unggul, baik dari segi rasa, tekstur buah, hingga daya simpan,” jelas Prof. Widi dalam wawancara eksklusif, Jumat (31/10/2025)
Menurut Prof. Widi, penelitian ini dilanjutkan dari riset sebelumnya yang telah dimulai sejak tahun 2014 melalui hibah riset unggulan pemerintah. Dari hasil proses pemuliaan, beberapa varietas unggul seperti Lai Mandong, Lai Kayan, dan Hule Sentawar telah resmi didaftarkan sebagai varietas unggul nasional.
“Varietas tersebut telah melalui proses sertifikasi dan pengujian oleh para ahli, kemudian dilepas sebagai varietas unggul nasional karena memiliki karakteristik kualitas buah yang lebih baik, warna lebih cerah, rasa lebih manis, dan masa simpan yang lebih panjang,” terang Prof. Widi.
Saat ini, UNMUL bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kalimantan Timur untuk memperbanyak bibit melalui metode vegetatif seperti sambung pucuk dan okulasi, mengingat durian merupakan tanaman dengan penyerbukan terbuka yang tidak menghasilkan bibit seragam dari biji.
“Program pengembangan ini berbasis masyarakat. Jadi bukan hanya kelompok tani, tetapi setiap rumah di wilayah potensial bisa ditanam satu hingga tiga bibit. Dengan pendampingan yang tepat, masyarakat dapat memiliki sumber ekonomi baru sekaligus menjaga plasma nutfah lokal,” tambah Prof. Widi.
Pengembangan ini diharapkan akan mewujudkan sentra durian lokal berbasis rakyat di Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, serta memperkuat identitas buah Kalimantan Timur.
Prof. Widi juga menegaskan bahwa Lai–Durian harus menjadi ikon oleh-oleh khas daerah, terutama dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kalimantan memiliki 18 dari 20 spesies durian dunia. Sudah sewajarnya Kaltim menjadi pusat durian Nusantara dan pusat konservasi serta inovasi buah lokal. Ketika orang datang ke Kaltim dan IKN, kita ingin Lai–Durian menjadi buah kebanggaan yang dicari,” tegas Prof. Widi.
Penelitian ini juga sejalan dengan komitmen UNMUL dalam mendukung pembangunan daerah berbasis riset, inovasi, dan kedaulatan pangan lokal.
“Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah daerah serta antusiasme media dalam membantu mendiseminasikan hasil penelitian ini. Harapannya, produk lokal beridentitas kuat seperti Lai–Durian dapat menjadi kekuatan ekonomi dan kebanggaan masyarakat Kaltim,” pungkas Prof. Widi.
Penulis: Hanny Fakhriah Safitri
Editor: Sulkarnain
Tanggal : 31 Oktober 2025