- Telepon : +(62) 811 555 1962
- Email : humas@unmul.ac.id
- Jam Kerja : Senin - Jumat : 08:00 - 16:00
Universitas Mulawarman
Berawal dari unggahan di media sosial, Dinnuhoni Trahutomo, mahasiswa semester tujuh Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik (FT) Universitas Mulawarman (UNMUL), tak menyangka langkah isengnya mendaftar lomba International Youth Innovation Summit justru mengantarkan timnya menjadi juara pertama di ajang internasional yang digelar di Malaysia dengan kategori The 1st Best Innovation dan 1st Best Presentation, serta secara pribadi mendapatkan The Best Delegates.
“Saya awalnya cuma scroll TikTok, lalu muncul informasi lomba inovasi antar tiga negara. Karena ada yang fully funded, saya coba daftar dua hari sebelum penutupan,” kenang Dinnu sambil tersenyum.
Ia bersama empat rekan lainnya, Jessica (Universitas Indonesia), Azizah (Universitas Hasanuddin), Nabila (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), dan Alpha (SMA Sains Wahid)—membentuk sebuah tim lintas kampus untuk membuat proyek inovasi pendidikan berbasis teknologi. Mereka menamai karyanya “Novastro”, sebuah aplikasi pembelajaran yang dirancang khusus untuk wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di Indonesia.
Konsep Novastro lahir dari kesadaran bahwa masih banyak pelajar di daerah terpencil yang belum memiliki akses memadai terhadap internet dan fasilitas pendidikan digital. “Kami ingin menciptakan aplikasi yang bisa diakses bahkan tanpa koneksi internet,” jelas Dinnu saat diwawancarai, Rabu (15/10/2025).
Melalui aplikasi ini, para pengguna dapat menikmati berbagai fitur pembelajaran interaktif, mulai dari video, teks, kuis bergaya gamifikasi, hingga forum diskusi bernama “Novaroom”. Forum tersebut berfungsi sebagai wadah bagi pengguna untuk berbagi masalah di daerah mereka, yang kemudian dapat diverifikasi dan didanai layaknya platform crowdfunding.
“Fitur itu yang membuat Novastro berbeda dari aplikasi lain,” ujar Dinnu.
Selain fitur pembelajaran, pengguna juga bisa berkolaborasi untuk mencari solusi nyata bagi pendidikan di wilayah 3T.
Meski baru berupa rancangan mockup di Figma, tim Dinnu sudah mempresentasikan seluruh konsep pengembangan, termasuk analisis SWOT, rencana bisnis, hingga simulasi biaya operasional. “Kami hanya punya waktu satu bulan untuk menyiapkan semuanya. Tapi kami berusaha maksimal,” ungkapnya.
Dalam kompetisi yang diikuti 27 peserta dari berbagai universitas di Indonesia itu, tim Novastro berhasil menonjol dengan ide aplikatif dan dampak sosial yang kuat. Para juri menilai konsep mereka sebagai best innovation sekaligus best presentation.
“Yang bikin kami unggul mungkin karena inovasi kami tidak hanya fokus pada pendidikan, tapi juga menyentuh pemerataan, kolaborasi, dan pembangunan berkelanjutan,” jelas Dinnu, merujuk pada prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 tentang pendidikan bermutu, serta poin 8, 9, 10, dan 17 tentang pemerataan ekonomi, inovasi, dan kemitraan.
Ke depan, Dinnu berharap inovasi Novastro dapat dikembangkan lebih jauh, bahkan dipatenkan dan bekerja sama dengan pemerintah maupun pihak swasta. “Kalau bisa diterapkan sungguhan, kami ingin turun langsung ke masyarakat. Aplikasi ini bisa diunduh, dan materi dasar untuk SD hingga SMA bisa diakses tanpa jaringan,” ujarnya penuh semangat.
Bagi Dinnu, pengalaman tersebut bukan hanya tentang kemenangan, tetapi tentang keyakinan bahwa inovasi dapat tumbuh dari kepedulian terhadap sesama.“Saya belajar bahwa ide sederhana pun bisa berdampak besar kalau kita tahu tujuannya,” tutupnya.
Penulis: Hanny Fakhriah Safitri
Editor: Sulkarnain
Tanggal : 16 Oktober 2025