- Telepon : +(62) 811 555 1962
- Email : humas@unmul.ac.id
- Jam Kerja : Senin - Jumat : 08:00 - 16:00
Universitas Mulawarman
Dalam Konferensi internasional yang bekerja sama dengan Universitas La Sapienza Romatersebut, sebanyak tujuh orang delegasi dari Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Mulawarman (Unmul) turut mengambil peran. Diantaranya Achmad Syahrif, Wardatul Marufah, Novita Andes, Eva Anita dan Khajjar Rohmah sebagai peserta delegasi. Serta dua dosen sebagai Faculty Advisor yaitu Enny Fathurachmi, S.IP., M.Si dan Dadang Ilham Kurniawan Mujiono, S.Sos, MA.
Hari pertama dibuka dengan sesi registrasi, training Rules of Procedure (RoP) yaitu aturan-aturan selama sidang, Opening Ceremony dan Global Village. Opening Ceremony dibuka langsung oleh Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, Senin (14/03). Pada sesi ini menjadi kesempatan pertama kami untuk berinteraksi dengan beberapa delegasi yang berasal dari berbagai negara.
Untuk diketahui, perhelatan akbar yang dimulakan sejak tahun 1991 ini turut diikuti delegasi asal Universitas Indonesia lainnya. Diantaranya Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Atma Jaya, Universitas Airlangga, Universitas Sriwijaya dan Universitas Negeri Lampung. Unmul menjadi satu0satunya perwakilan dari Indonesia bagian tengah dan timur.
Total ada sebanyak 2.400 delegasi dari seluruh dunia dengan representasi sebagai negar-negara anggota perwakilan PBB. Delegasi Unmul mendapat representasi negera Dominica, sebuah negara persemakmuran Inggris di Kepulauan Karibia dan Amerika Latin.
Malamnya adalah agenda Global Village, salah satu agenda wajib dalam HWMUN dimana para delegasi mengadakan pameran kebudayaan dari negara mereka. Delegasi Unmul mengadakan pameran barang-barang khas Kaltim seperti sarung samarinda, souvenir, kaos, aksesoris dan mengenalkan pakaian adat dayak khas Kaltim.
Hari kedua, Selasa (15/03), memasuki sesi sidang komite. HWMUN di bagi kedalam tiga council utama yang membawahi beberapa committee didalamnya. Yakni General Assembly, Economic and Social Council and Regional Bodies (ECOSOC), dan Crisis and Historical Committees. Kami terbagi ke dalam 2 council dan 3 committee. dua orang di Disarmamen and International Security Committee (DISEC) di General Assembly, dua orang di World Conference on Women dan satu orang di Community of Latin America and Carribean State (CELAC) di ECOSOC.
Dalam sidang inilah bakat diplomasi para peserta ditempa. Para peserta dituntut untuk berfikir cepat dalam setiap mosi yang di ajukan. Berdiskusi, berdebat, serta memberikan ide dan gagasan untuk sebuah resolusi dari masalah internasional yang dibahas. Dalam sidang, tiap delegasi akan membentuk blok aliansi untuk menulis working paper yang berisi poin-poin usulan dari masalah yang dibahas. Kemudian dari working paper tersebut, akan dibentuk draft resolution berdasarkan signatories dari negara anggota (member state).
Pada hari kedua tersebut, delegasi Unmul juga berhasil masuk 19 besar dalam agenda Resolution Social Venture Challenge (RSVC) mengadakan showcase dan persentasi untuk proyek sosial kami “Cleaning Combat” gerakan sosial untuk mengajak mahasiswa peduli akan kebersihan dengan memungut sampah Sungai Karang Mumus.
Hari ketiga, Rabu (16/03), dilanjutkan dengan sidang committee untuk sesi ketiga dan keempat. Sedangkan malamnya dan setiap malam berikutnya adalah social night event. Keesokan harinya menjadi hari khusus social event yaitu bertemu dengan Paus Francis di Vatikan City dan parade delegasi HWMUN dari Vatican City menuju Colosseum.
Di hari terakhir Jumat (15/03), sesi sidang committee dan penentuan draft resolution. Kemudian closing ceremony. Dalam closing ceremony pendiri HWMUN Geraldine Acuna memberikan sambutan dan closing ceremony di tutup dengan pemberian penghargaan untuk delegasi yang terpilih sebagai Best Diplomat.
HWMUN mengajarkan kepada para peserta khususnya delegasi Unmul tentang diplomasi dan harmoni antar negara. Bahwa diplomat bukan hanya seorang Duta Besar. Diplomat sejatinya adalah duta bangsa. Setiap kita adalah duta sebagai represetasi bangsa yang luhur, Indonesia. (hms/rob)
Khajjar Rohma adalah Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.
Tanggal : 28 Maret 2016