Universitas Mulawarman

Berita

Universitas Mulawarman

Himip Adakan Diskusi Publik Revolusi Mental Dalam Pelayanan Publik

Hal tersebut ditegaskan Asisten I Sekretariat Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Meiliana, SE, MM yang bertindak sebagai keynote speaker dalam Acara Diskusi Publik, Selasa (03/05). “Berhasil atau tidaknya Gerakan Revolusi Mental dapat dilihat dari perbaikan pelayanan publik. Ada empat care values yang harus diperhatikan, yakni profesional, integritas, teamwork dan koordinasi,” jelas alumnus Universitas Mulawarman ini.

Acara garapan Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (Himip) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Unmul ini terselenggara di Ruang Serbaguna Rektorat Unmul. Dibuka secara resmi oleh Dekan Fisipol Unmul, Dr. Muhammad Noor, M.Si. Menurutnya, digelarnya Dispub ini karena adanya kepedulian mahasiswa terkait dengan fenomena-fenomena yang ada dimasyarakat khususnya mengenai revolusi mental. “Semoga revolusi mental ini dapat merasuk ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Contoh kecil dari implementasinya adalah mulai dari bangun pagi dan datang lebih awal,” tuturnya.

Pada sesi inti, Dispub ini menghadirkan tiga narasumber. Diantaranya Rektor Unmul, Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si, Tokoh Masyarakat Dr. H. M. Ridwan Tassa, M.M dan Syarifah Rodiah, SE. SH. MM dari perwakilan Ombudsman Kaltim.

Menurut Rektor, dalam mendukung keberhasilan Gerakan Revolusi Mental perlu merubah beberapa hal. Yakni cara pandang, pikiran, sikap dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan. “Karakter bangsa lahir dari revolusi mental dan Unmul siap menjadi pelopor,” urainya. Selain itu, menurut Guru Besar Fisipol Unmul ini ada tiga nilai penting dari revolusi mental. Diantaranya integritas, etos kerja dan gotong royong. “Integritas menjadi hal pokok jika kita mau mewujudkan revolusi mental. Didukung dengan etos kerja yang inovatif dan produktif serta semangat kerjasama dan solidaritas,” tambahnya.

Setali tiga uang, menurut Dr. Ridwan Tassa Revolusi Mental diterapkan karena pemerintah melihat ada yang salah dan beberapa aspek yang belum berjalan dengan baik. “Pembangunan itu tujuannya untuk kesejahteraan rakyat. Maka, tolak ukurnya adalah kesejahteraan rakyat,” sebutnya. Acara ini pun ditutup dengan diskusi aktif para peserta dengan narasumber. (hms/rob)

Tanggal : 03 Mei 2016

Universitas Mulawarman