- Telepon : +(62) 811 555 1962
- Email : humas@unmul.ac.id
- Jam Kerja : Senin - Jumat : 08:00 - 16:00
Universitas Mulawarman
Samarinda, 2025 — Program Etam-Natureguard yang digagas tim PKM-PM Universitas Mulawarman tidak hanya menghadirkan media edukatif berupa pop-up book dan boardgame, tetapi juga berhasil mewujudkan Zona Natureguard sebagai pusat pengelolaan sampah berkelanjutan di SLBN Pembina Provinsi Kalimantan Timur. Zona ini menjadi simbol nyata keseriusan sekolah inklusi dalam mengintegrasikan pembelajaran lingkungan ke dalam aktivitas sehari-hari.
Zona Natureguard dirancang sebagai terminal akhir dari seluruh proses edukasi. Sampah organik yang terkumpul dari kegiatan sekolah diolah menjadi kompos dan media tanam untuk penghijauan di sekitar area belajar. Sementara itu, sampah anorganik didaur ulang menjadi produk sederhana bernilai guna, seperti hiasan kelas dan wadah serbaguna, sedangkan sisanya disalurkan ke Bank Sampah dan Kampung Salai Turi Putih RT. 48 Bengkuring. Kerja sama ini membuka ruang keberlanjutan, di mana sekolah tidak bekerja sendiri, tetapi terhubung dengan jaringan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Lebih dari sekadar tempat edukasi, Zona Natureguard menjadi laboratorium mini yang melatih keterampilan siswa berkebutuhan khusus. Dengan pendekatan Lovaas Method, setiap keterampilan yang mereka kuasai — mulai dari memilah, mengolah, hingga menyalurkan sampah diapresiasi melalui reward sederhana. Metode ini membuat anak-anak tidak hanya belajar tentang lingkungan, tetapi juga merasakan pencapaian pribadi yang meningkatkan rasa percaya diri.
Keberlanjutan program semakin diperkuat melalui dukungan UKM OSEAN (Organisasi Mahasiswa Peduli Lingkungan) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Organisasi mahasiswa ini turut mendampingi siswa dan guru dalam mengembangkan inovasi pengolahan sampah, memberikan pelatihan, serta memastikan Regenerasi pionir Etam-Natureguard berjalan lancar. Melalui keterlibatan OSEAN, Diharapkan Zona Natureguard tidak berhenti pada satu periode kegiatan, melainkan berkembang menjadi pusat kegiatan tahunan yang diwarnai pameran produk daur ulang dan edukasi publik. “Zona Natureguard bukan hanya fasilitas, melainkan gerakan. Dengan dukungan Bank Sampah Turi Putih dan UKM OSEAN, kami yakin keberlanjutan program ini terjamin. Siswa SLBN tidak lagi menjadi objek, tetapi subjek yang memimpin perubahan lingkungan,” ujar salah satu anggota tim mahasiswa.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pengelolaan sampah yang inklusif dapat membangun jembatan antara sekolah, komunitas, dan perguruan tinggi. Dari Zona Natureguard di Samarinda, lahir pesan kuat bahwa pendidikan lingkungan tidak mengenal batas kemampuan, dan semua orang memiliki peran dalam mewujudkan bumi yang lebih bersih dan sehat.
Tanggal : 09 Oktober 2025