- Telepon : +(62) 811 555 1962
- Email : humas@unmul.ac.id
- Jam Kerja : Senin - Jumat : 08:00 - 16:00
Universitas Mulawarman
Kalimantan Timur memang sedang giat dalam impiannya mewujudkan pendirian PLTN di provinsi terbesar di Pulau Kalimantan ini. Selain aspek sosial dan ekonomi yang akan sangat berpengaruh bagi masyarakat juga akan menunjang kehidupan menjadi lebih baik dengan adanya pasokan listrik yang ada.
Rektor Universitas Mulawarman yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas Dr. Bohari Yusuf, M.Si turut hadir dalam Bimtek ini mewakili kalangan akademisi di Kalimantan Timur dengan beberapa perguruan tinggi lainnya yang ikut hadir.
Gubernur Kalimantan Timur yang diwakili oleh Staff Ahli bidang Sumber Daya Manusia Prof. Dwi Nugroho Hidayanto mengungkapkan pentingnya PLTN jika terwujud, apalagi jika jadi dibangun di Kalimantan Timur. “Dengan terbangunnya PLTN di Kalimantan Timur akan membawa dampak positif bagi masyarakat Kalimantan Timur sendiri, meski perijinan pembangunannya memerlukan proses dan waktu yang panjang” tuturnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Kaltim sangat antusias dengan keinginan Gubenur Kaltim Awang Faroek Ishak agar PLTN dibangun di wilayah ini, salah satu upaya nyatanya ialah dengan memberikan akses dan kemudahan kepada Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) ke beberapa daerah di Kaltim yakni Berau, Kutai Timur dan Penajam Paser Utara untuk meninjau, mengkaji dan meneliti kelayakan tapak jika PLTN jadi dibangun di Kaltim.
Sedangkan Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto mengungkapkan pada sambutannya dengan menjelaskan tentang pemahaman nuklir di kalangan masyarakat awam. “Nuklir ini tidak dapat dilihat, tidak pula bisa dirasakan, hanya bisa dilihat dengan instrument tertentu, namun keberadaan nuklir sendiri di masyarakat dirasakan begitu “mengerikan” dengan konsep berbahayanya,” ungkapnya.
“Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari nuklir maupun radiasi yang menyertainya, nuklir ada dimana-mana dengan pengertian bahwa nuklir ini ialah atom di setiap benda, yang berada pada batas amannya,” tambahnya.
Secara harfiah ia mengungkapkan bahwa pembangunan PLTN tidaklah berbeda dengan pembangunan pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga lainnya, bahkan pembangunan PLTN ini akan diawasi ketat sesuai fungsi BAPETEN.
Dr. Bohari yang mewakili Rektor Unmul sempat memberikan pendapat pada sesi tanya jawab kepada BAPETEN. “BAPETEN sebagai badan yang dekat dengan pemerintah terutama Presiden dan mempunyai rekomendasi yang kuat terhadap penggunaan nuklir di Indonesia harus segera menyelesaikan proses perijinan pembangunan PLTN di Indonesia agar bisa segera terwujud,” tegas Dosen Fakultas MIPA ini.
Bimtek BAPETEN ini menghadirkan 2 nara sumber berkompeten yakni Direktur Perijinan Instalasi dan Bahan Nuklir Dahlia Cakrawati Sinaga serta Kasubdit Perijinan Reaktor dan Bahan Nuklir Wiryono, ST., MT. Bimtek dilaksanakan selama satu hari yakni Selasa 12 April 2016, dan digelar dengan bentuk diskusi panel.
Tanggal : 13 April 2016